Adab Menuntut Ilmu: Majelis Ilmu Bukan Tempat Untuk Bercanda

. . Tidak ada komentar:

Ternyata belajar adab itu bukan perkara yang mudah dan remeh. Pantas saja bila ulama dahulu belajar adab selama 30 tahun baru setelah itu belajar ilmu selama 20 tahun. Sebagaimana perkataan Ibnul Mubarak Al-Marwazy,

طلبت الأدب ثلاثين سنة وطلبت العلم عشرين سنة، وكانوا يطلبون الأدب ثم العلم

"Aku mempelajari adab selama 30 tahun dan mencari ilmu selama 20 tahun. Mereka (para salaf) dahulu mempelajari adab setelah itu baru ilmu."

(Ghayah An-Nihayah fi Thabaqat Al-Qurra’ 1/446 karya Ibnul Jazari melalui Maktabah Syamilah)

Salah satu adab seorang penuntut ilmu adalah mengurangi bersenda-gurau.

عن محمد بن الحسين قال : قال سعيد بن عامر : كنا عند هشام الدُسْتوائي فضحك رجل منَا، فقال له هشام : تضحك وأنت تطلب الحديث؟

Dari Muhammad bin Al-Husain, dia berkata: Sa'id bin Amir berkata, "Kami bersama Hisyam Ad-Dastawai, lalu ada salah seorang di antara kami ada yang tertawa, maka Hisyam berkata kepadanya: 'Kamu tertawa padahal kamu sedang mencari hadits!?'"

عن عبد الرحمن بن مهدي ، قال : ضحك رجل عند هشام الدُسْتوائي، فقال له هشام : يا فتى تطلب العلم و تضحك ! قال : فقال : أليس اللَّه أضحك و أبكى؟ فقال هشام : فابك اذن

Dari Abdurrahman bin Mahdi, dia berkata, "Ada seseorang yang tertawa di sisi Hisyam Ad-Dastawai. Maka berkatalah Hisyam, 'Wahai anak muda, engkau menuntut ilmu sambil tertawa-tawa!' Orang itu bertanya, 'Bukankah Allah membuat kita tertawa dan menangis?' Maka Hisyam menjawab, 'Maka menangislah.'"

(Adaabu Thalibil Ilmi hal. 32 karya Syaikh Muhammad bin Said Raslan)

ضحك رجل في مجلس عبد الرحمن بن مهدي فقال : من ضحك ، فأشاروا إلى رجل فقال : تطلب العلم وأنت تضحك لا حدثتكم شهرا

Ada seseorang yang tertawa di majelis Abdurrahman bin Mahdi. Maka beliau berkata, "Siapa yang tertawa?" Lalu mereka menunjuk kepada seseorang. maka beliau berkata, "Kamu menuntut ilmu sambil ketawa? Aku tidak akan berbicara kepadamu selama sebulan."

(Al-Jami' li Akhlaq ar-Rawi wa Adabi as-Sami 1/193 karya Al-Khatib Al-Baghdadi)

Mari mulai sekarang belajar untuk memposisikan diri kita masing-masing pada tempatnya. Kapan waktu yang tepat untuk bercanda dan kapan waktu yang tepat untuk serius. Apalagi bagi mereka yang menisbatkan diri sebagai seorang aktivis dakwah yang orang-orang disekitarnya menilai suatu pemahaman berdasarkan sikap orang yang menyebarkannya.

Sebagian salaf berkata,

كنا نمزح ونضحك، فإذا صرنا يقتدى بنا فما أراه يسعنا ذلك

"Kami biasa bergurau dan tertawa. Ketika kami sudah dijadikan teladan, aku melihat hal itu tidak pantas lagi bagi kami."

(Waratsatul Anbiya hal. 110 karya Syaikh Abdul Malik Al-Qoshim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

# JADWAL KAJIAN RUTIN

# SELASA
Aqidah
Ust Dr. Sofyan Baswedan, MA
Kitab Tsalatsatul Ushul
Masjid At Tin, Depan UNS

Aqidah
Ust AbdulFattah
Kitab Ushulul Iman
Masjid Sabilillah Selatan UNS

# KAMIS
Tahsin Al Qur-an
Ust Abdullah (PP Bukhori)
Masjid al Furqon Timur UNS

# JUM'AT
Fiqh Ibadah
Ust Lilik
Kitab Mulakhosh Fiqhiy
Masjid at Tin, Depan UNS

# AHAD ke-4
Ust Abu 'Izzi
Kitab Ishlahul Qulub
Masjid al-Furqon, Timur UNS

Info Kajian Solo

Download Kajian – KajianSolo.Com

Entri yang Diunggulkan

MP3 Rekaman - Kajian Ust Abu Izzi - Memperbaiki Hati 01-26 (sampai November 2016) Jebres, Surakarta

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على المبعوث رحمة للعالمين وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إل...